Sunday, December 17, 2006

Tokoh Majalah TIME 2006 Dari Wonogiri

Oleh : Bambang Haryanto
Email : wonogirinews@yahoo.co.id




Pertandingan Everton-Chelsea terhenti semalam di Wonogiri. Tuan rumah unggul lebih dulu melalui gol penalti Mikael Arteta. Sejurus kemudian, Minggu Malam 17 Desember 2006 itu, listrik padam. Sepertinya seluruh Kota Gaplek ini mengalami gelap gulita total. Aku memutuskan untuk tidur daripada menunggu listrik hidup kembali. Acara parodi politik Republik Mimpi di MetroTV, dimana sang kreatornya Effendi Gazali kadangkala ber-SMS-an dengan saya, hanya bisa aku tonton di alam mimpi.

Ada pepatah abad 15 bilang, early to bed and early to rise, makes a man healthy, wealthy, and wise. Lebih awal berangkat tidur, lebih awal bangun pagi, menjadikan dirinya dikaruniai sehat, kaya dan bijaksana. Nasehat yang menarik, walau pun seorang humoris Amerika, James Thurber (1894–1961) punya pendapat rada berbeda : Early to rise and early to bed makes a male healthy and wealthy and dead. Lebih awal bangun pagi dan lebih awal berangkat tidur membuat pria sehat, kaya dan mati.

Bagi saya, nasehat yang pertama kali ini yang mengena. Tidur lebih awal membuat saya bisa bangun lebih pagi dan memutuskan untuk melakukan ritus jalan kaki pagi. Saya memilih rute utara, yaitu menuju kawasan Wonokarto.

Daerah ini disebut sebagai perluasan Wonogiri. Pagi itu saya ingin menuju SMA Negeri 2 Wonogiri dan SMK Negeri 1 Wonogiri. Ada keperluan penting apa sehingga pagi-pagi saya perlu pergi ke sekolah-sekolah tersebut ?

Saya bukan guru. Tahun 1973-1979 memang saya pernah berkuliah di fakultas keguruan, yaitu Fakultas Keguruan Teknik (FKT) IKIP Surakarta, yang kemudian melebur dalam UNS Sebelas Maret. Saya melanjutlkan berkuliah ke FKT ini karena saya setelah lulus SMP Negeri 1 Wonogiri rupanya memilih sekolah yang “salah,” yaitu Jurusan Mesin STM Negeri 2 Yogyakarta.

Saat itu sebenarnya saya juga diterima di SMA Negeri 5 Yogyakarta. Saya sebut sebagai “salah” karena di STM kawasan Jetis Yogya ini saya dikenal oleh kawan-kawan sebagai pelajar “STM Sastra.” Karena menyukai pelajaran bahasa Inggris, bahasa Indonesia, dan rutin menulis lelucon untuk majalah Aktuil, Bandung. Semua itu kini memang sudah menjadi bagian sejarah hidup saya.


Pagi itu saya harus pergi menuju kedua sekolah tersebut untuk mengirimkan majalah sepakbola Freekick, terbitan Jakarta. Edisi 12, Desember 2006. Sampulnya putih dengan topik utama : Boxing Day. Ini ritus pertandingan sepakbola Liga Inggris sehari setelah Natal.

Setiap bulan saya memperoleh 30 eksemplar majalah gratis ini. Nama saya memang tercantum dalam boks redaksi sebagai kontributor. Agar majalah ini lebih banyak dibaca dan lebih lama beredarnya, saya memutuskan sebagian besar eksemplarnya saya distribusikan ke pelbagai perpustakaan sekolah di Wonogiri. SMP Negeri 1, 2 dan 3. SMA Negeri 1 dan 2. SMA Pancasila 1 dan SMK Pancasila 1. Juga untuk perpustakaan umum Wonogiri yang rutin saya kunjungi. Lalu beberapa pribadi.

Di SMK Negeri Wonogiri, saya memiliki teman, guru bahasa Inggris. Bagyo Anggono. Rumahnya sebenarnya berjarak sekitar 200 meter dari rumah saya. Tetapi kami sebelum November 2004, ya ampun, tidak saling mengenal. “Mohon maaf ya Bagyo, aku sungguh tidak mengenalmu, kita beda generasi, walau kau telah mengenal diriku dan saudara-saudaraku.”

Bagyo Anggono dan saya secara resmi baru berkenalan di Jakarta. Tanggal 23 November 2004 ketika berlangsung acara welcome dinner di Restoran Bruschetta, Hotel Borobudur International. Saat itu kami sama-sama masuk final mengikuti kontes Mandom Resolution Award (MRA) 2004 yang berlangsung hingga tanggal 26 November 2004.

Bagyo Anggono saat itu mengajukan resolusi yang bagi saya menarik. Ia memiliki inovasi dalam pengajaran bahasa Inggris sehingga murid-muridnya mampu lulus seratus persen dalam ujian nasional. Inovasinya ini kemudian mendapatkan pujian khusus dari Ketua Dewan Juri, Prof. Sarlito Wirawan Sarwono, yang saat itu juga menjabat Dekan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Dalam MRA 2004 ini akhirnya Wonogiri menempatkan dua pemenang, yaitu Bagyo Anggono dan saya sendiri.

Photobucket - Video and Image Hosting

Dua Wong Wonogiri Di Panggung Mandom Resolution Award 2004. Sepuluh pemenang berpose di panggung Malam Anugerah MRA 2004. Dari kanan : Sarlito Wirawan Sarwono (Ketua Juri), Tarjum (Subang, Juara 1), Soleman Betawai (Jakarta, 2), Bambang Haryanto (Wonogiri, 3), Ilham Prayudi (Jakarta, 4), Deny Wibisono (Jember,5), DR. Ir. Slamet Sudarmaji, M.Sc (Yogyakarta, 6), Hisyam Zamroni (Karimunjawa, 7), Bagyo Anggono (Wonogiri, 8), Dian Safitri (Jakarta, 9), dan Hariyadi (Yogyakarta, 10).


Sejak reuni dua wong Wonogiri di Jakarta itu terjadi, memang saya pernah bertemu Bagyo Anggono beberapa kali. Tetapi hanya saling melambai, ketika ia melintas di jalanan dengan mobilnya. Jadi saya tidak tahu apa yang terjadi kini dengan inovasinya itu. Inovasinya yang menarik tentang pengajaran bahasa Inggris itu, menurut hemat saya, sebaiknya juga disosialisasikan untuk khalayak yang lebih luas di luar pagar tembok sekolahnya.

Itu harapan terpendam saya. Siapa tahu, revolusi dari putra Wonogiri ini mampu meng-Indonesia. Menjadi bisnis pelatihan bahasa yang unik. Yang pasti, inovasinya ini akan mampu memperluas penguasaan bahasa Inggris warga Wonogiri. Yang pada ujungnya mampu mendongkrak rasa percaya diri yang lebih kuat bagi warga Wonogiri untuk berani tampil ke depan dalam pergaulan di era global dewasa ini.

Ya – siapa tahu.


Sambil melambungkan harapan itu, jalan kaki pagi saya, seperti biasa, sambil menguping siaran Radio BBC Siaran Indonesia. Saya mendapatkan info bahwa semalam ternyata Chelsea tidak jadi kalah. Michael Ballack (“yang pindah dari Muenchen ke Chelsea karena konon ingin belajar bahasa baru, bahasa Inggris”) mampu membuat gol. Demikian juga Frank Lampard dan Didier Drogba, hingga tim asuhan Jose Mourinho itu justru menang 2-3.

Sementara Manchester United kalah dari tuan rumah West Ham, 1-0. Akibatnya persaingan Chelsea vs MU makin ketat. Hanya selisih 2 angka dengan keunggulan di timnya Sir Alex Ferguson.

Siaran BBC yang sangat menarik bagi saya pagi itu, adalah keputusan majalah terkenal TIME yang memilih para pembacanya sebagai Tokoh Tahun 2006. Siangnya saya tengok di Internet dan saya temukan :

Photobucket - Video and Image Hosting

Bikin GR dan Bangga. Person of the Year : You. Yes, you. You control the Information Age. Welcome to your world. Sebagai blogger dan pendiri komunitas Epistoholik Indonesia sejak tahun 2003, kata-kata di sampul TIME tersebut sungguh memicu kegembiraan tersendiri bagi diri saya. Cita-cita saya sejak 2003 agar semua kaum epistoholik, pencandu penulisan surat-surat pembaca, memiliki blog masing-masing sebagai perwujudan budaya berdemokrasi, ikut bersuara dan beropini, kini seolah memperolah konfirmasi.


Untuk menvisualisasikan pandangan TIME tersebut maka pada halaman depan majalah edisi bersejarah itu telah tertempel cermin yang terbuat dari mylar. Jumlah totalnya adalah 6.965000 cermin. Ini merupakan edisi TIME yang terbanyak yang dicetak. “Kami memilih memasang cermin di sampul karena benar-benar mencerminkan ide bahwa Anda, bukan kami, yang mentransformasikan era informasi,” tutur Richard Stengel, Redaktur Pelaksana TIME.


Sebelumnya ia mengatakan, “para individulah yang mengubah sifat era informasi, para kreator dan konsumen informasi yang diproduksi oleh mereka sendiri tersebut yang telah mentransformasikan seni, politik dan perdagangan, karena merekalah sosok warga negara yang terlibat dalam kancah demokrasi digital yang baru.”

Keputusan TIME yang sangat fenomenal. Walau harian Kompas (18/12) hanya memuat berita ini dengan porsi teramat kecil, bagi saya, hal itu sangat membesarkan hati. Istilahnya, saya ikut GR, gede rasa. Saya memang tinggal di Wonogiri, tetapi bertahun-tahun pernah membaca-baca majalah TIME yang saya beli dari lapak buku dan majalah bekasnya Pak Yono (“asal Sragen”) di depan kantor PMI Kramat Jaya Jakarta. Sehingga saya merasa penghargaan itu juga untuk saya. Penjelasan wartawan Lev Grossman dari TIME sungguh menarik kita simak :


“Kami melihat ledakan produktivitas dan inovasi, dan fenomena ini barulah awal, bagaimana jutaan otak yang biasanya tenggelam dalam obskuritas, alias tidak dikenal, kini menyepak balik sebagai pelaku ekonomi intelektual global. Siapa saja mereka ?

Sesungguhnya mereka adalah orang yang duduk di depan komputer sesudah seharian bekerja dan berkata, saya tidak akan menonton “Lost” di televisi malam ini. Bagaimana kalau saya menghidupkan komputer dan merancang film dengan iguana, binatang kesayangan saya, sebagai aktor utamanya ? Bagaimana kalau saya mencampur aduk musik kelompok 50 Cent dengan instrumentalia dari kelompok musik Queen ? Bagaimana kalau saya menulis blog untuk menuangkan uneg-uneg tentang diri saya, tentang negara, atau tentang masakan stik dari restoran baru kotaku ? Siapakah yang memiliki waktu dan energi serta gairah semacam itu ?

Jawaban yang sebenar-benarnya adalah : Anda. Dan sebagai penguasa kendali media global, sebagai fondasi dan bingkai demokrasi digital yang baru, yang bekerja tanpa pamrih dan mengalahkan kalangan profesional dengan cara mereka sendiri, maka Tokoh Tahun 2006 dari majalah TIME adalah Anda.”

Diam-diam hatiku ikut bersorak.

Karena di kota kecil saya, Wonogiri ini, saya pun dalam beberapa waktu telah ikut sebagai pelaku aktif dalam arak-arakan peradaban baru, peradaban demokrasi digital baru yang bersejarah itu. Sebagai pendiri komunitas Epistoholik Indonesia, saya tak henti mempromosikan penguasaan blog bagi warga komunitas saya.

Dari Wonogiri saya memang mengelola blog sejak tahun 2003. Secara kasar hingga kini jumlahnya melebihi 40-an. Blog The Morning Walker yang baru ini, sebagai bagian dari kluster blog WonogiriNews, merupakan blog yang saya rancang ke depan untuk khusus berfokus pada kota saya Wonogiri. Saya memproklamasikan hadir kini sebagai placeblogger, istilah menarik yang saya petik dari Steven Johnson, yang artinya merujuk kepada penulis blog yang memfokuskan tulisannya pada daerah di mana ia tinggal.

Pengelolaan media berbasis digital ini merupakan ujud kecintaan dan kegairahan saya sebagai warga Wonogiri untuk aktif berbicara kepada dunia.



Wonogiri, 18 Desember 2006.

tmw

No comments: