Email : wonogirinews (at) yahoo.co.id
Selamat hari Rabu.
Semoga Anda sehat-sehat selalu.
Apa aktivitas khas Anda di hari Rabu ?
Kalau saya, hari Rabu adalah hari wajib untuk mengikuti kursus komedi. Mentornya, John Cantu. Dan itu berlangsung di Perpustakaan Umum Wonogiri.
Jadi, setiap hari Rabu saya mewajibkan diri untuk mengunjungi gedung yang terletak di Donoarjo, kompleks GOR tersebut. Pergi dan pulang, cukup dengan jalan kaki.
Pelajaran John Cantu itu saya akses lewat Internet, satu dari lima komputer yang tersedia di perpustakaan yang dipimpin Pak Marmo, dengan pustakawati mBak Dewi Werdiningsih itu.
Pengunjung lain yang rada tetap, adalah Pak Budi Prasetyo, pensiunan guru. Juga Mas Muhammad Yulianto, aktivis LSM hukum Wonogiri dan pengajar Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri, Kartasura.
Dulu Pak Mufid, guru bahasa Inggris saya di SMP Negeri 1 Wonogiri, juga sering ketemu. Dengan alasan penglihatan yang beliau sebut menurun, ia mengurangi aktivitas kunjungan.
Aktivitas ikut kursus lelucon via Internet ini sudah saya lakukan sejak tahun 2008. Tetapi tetap saja, aktivitas mengkreasi humor, lelucon, lawakan, merupakan petualangan yang selalu saja tidak mudah. Hard fun.
Walau pun demikian, syukurlah ada juga encouragement. Dorongan moral. Seorang Effendi Gazali, telah berbaik hati menulis :
"Bambang Haryanto, selain sama, ternyata ia juga berbeda dengan saya.Dia ini orangnya serius di panggung belakang maupun di panggung depan. Ketika ia belum juga dikenal relatif luas sebagai komedian cerdas, hingga hari ini, pastilah karena dia relatif too serious untuk front stage.
Tapi kalau untuk "humor kuliner", dia jago analisis serta jago masaknya! Indonesia perlu puluhan orang seperti Bambang Haryanto, baru kemudian ada kemajuan di negeri ini. Di sanalah nantinya dunia humor kita akan lebih kaya, pluralis, dan makin cerdas!"
Thanks boss EG. Dorongan dia itu ikut mewarnai buku saya, Komedikus Erektus : Dagelan Republik Kacau Balau (Etera Imania, 2010). Oh ya, kursus komedi saya itu lewat Internet. Tertarik ? Silakan klik : disini.
Mawar London. Kabar lain dari Wonogiri, semalam (14/12/2010) saya mendapat telepon kejutan. Dari London.
"Oh, London," desis saya.
Saya pernah memperoleh hadiah dua buku, berupa peta kota penyelenggara Olimpiade 2012 ini. Dari warga London. Di bagian tenggara kota ini, di kawasan Bromley, di tahun 2006,dirinya pernah berbaik hati menanam tujuh pohon mawar.
Empat di halaman depan rumah.
Tiga di halaman belakang.
Penanamnya bilang, bila saatnya tiba, saya diminta untuk memberikan nama bagi empat tanaman mawar itu, yang suatu saat akan ikut menyambut saya di halamannya.
Telepon itu bukan dari si penanam pohon mawar tersebut.
Ia dan pohon mawar itu telah menjadi sejarah.
Telepon kejutan itu dari Endang Nurdin, penyiar Radio BBC Siaran Indonesia. Kalau dalam tradisi kaum epistoholik, kaum pemabuk penulis surat-surat pembaca, telepon mBak Endang Nurdin itu identik dengan pemberitahuan, kabar baik : "Surat pembaca Anda (akan) dimuat, besok hari Kamis."
Sekadar cerita : di Radio BBC itu ada acara Forum/Ungkapan Pendapat. Seperti kolom surat pembaca di koran, tetapi setiap minggunya ada tema-tema tertentu. Minggu ini tentang naik daunnya timnas Indonesia di Piala AFF 2010, yang hari Kamis (16/12) nanti akan menghadapi Filipina di semi final leg pertama.
Untuk ikut meng-kuncoro-kan nama Wonogiri, saya ikut mengisi, hari Minggu lalu. Rupanya isu yang saya tuliskan, lolos, dan semalam itu mBak Endang meminta saya untuk menyuarakannya. Hari Kamis 16 Desember 2010, 18.15, akan ia siarkan.
Pernahkah Anda mengalami momen seperti itu, mendapat kontak dari pengelola media massa, ketika menulis surat-surat pembaca ? Saya tidak pernah.
Isu tersebut kebetulan ikut pula muncul ketika cerita tentang komunitas Epistoholik Indonesia terpajang ceritanya di harian Solopos Minggu, 5 Desember 2010, yang lalu. Satu halaman. Silakan klik :
Memang tidak eksplisit, yaitu ketika saya mengatakan bahwa kaum epistoholik merupakan anak tiri dari media massa.
Sudahlah.
Saya sekarang tidak begitu menjadikan masalah akan status seperti itu. Toh lanskap media kini tidak sama seperti dulu. Tetapi menurut saya, orang-orang atau awak media massa utama itu ["kecuali Mas Bambang Tri Subeno, warga Donoarjo, yang kini wartawan Suara Merdeka"], rupanya banyak yang belum ngeh bila konstelasi galaksi media itu sudah berubah, bahkan posisinya sudah balik jungkir.
Ringkasnya : karena sudah ada email atau SMS, mengapa tidak sehari atau dua hari sebelum surat pembaca atau artikel itu dimuat, sang penulisnya sudah diberi tahu tentang kabar gembira itu ?
Kalau mereka bertanya : apa pentingnya ?
Jawaban saya : untuk kebaikan dan masa depan medianya sendiri, silakan baca bukunya Seth Godin, Unleashing The IdeaVirus (2001).
Kalau Anda dan mereka belum pernah membacanya, semoga Anda bisa merasakan dan menyimaki apa yang saya lakukan setelah saya memperoleh telepon dari Radio BBC Siaran Indonesia semalam itu.
Semoga Anda ingat, BBC bukan media kelas teri.
Bukan berstatus cekeremes. Ini media raksasa dan berpengaruh.
Mungkin semua reputasi itu ia peroleh, antara lain, karena BBC sangat memperhatikan separo dari jiwanya sendiri, yaitu para audien-nya. Bahkan bersedia menelponnya secara langsung, seperti yang saya alami untuk ketiga kalinya ini.
Selamat hari Rabu, sahabat.
Semoga Anda meraih sukses sepanjang hari indah ini.
Salam episto ergo sum !
Bambang Haryanto
PS : Untuk komunitas humor Indonesia, saya baru saja mengusulkan agar tanggal 30 Desember (2010) didaulat sebagai Hari Humor Nasional. Bila senggang, silakan ceritanya bisa Anda klik : disini.
Diskusi para pemangku kepentingan dunia humor Indonesia terkait usulan Wong Wonogiiri ini, berlangsung riuh-rendah : disini.
Kalau ada waktu, bacalah gossip baru, sekaligus berita palsu (fake news) bila pendukung fanatik Wikileaks setelah menyerang Paypal, MasterCard dan Amazon, kini segera menyerang humor Indonesia. Kasak-kusuknya ada : disini.
Matur nuwun.
Wonogiri, 19 Desember 2010
No comments:
Post a Comment