Tuesday, August 25, 2009

Berjalan 56 tahun, Epistoholik Indonesia dan Masa Depan

Komunikasi SMS Dengan Keluarga dan Sahabat, Senin, 24 Agustus 2009

Oleh : Bambang Haryanto
Email : wonogirinews (at) yahoo.co.id


Kompas, 24 Agustus 2009

Patriot Games. Tanggal 24 Agustus adalah hari televisi : TVRI, SCTV dan juga RCTI. Pada tanggal yang sama tahun 1929, pejuang pembebasan Palestina legendaris Yasser Arafat dilahirkan. Juga Ken Hensley di tahun 1945. Ia musikus dari kelompok musik Uriah Heep, yang aku sukai lagunya Time to Live dan July Morning di era 70an. Saat itu saya bersekolah di STM Negeri 2 Yogyakarta.

Pengarang Brazil Paulo Coelho lahir pada tanggal yang sama tahun 1947, persis sama dengan bintang film setengah umur yang tetap cantik Anne Archer. Ia tampil menawan saat main sebagai istri Harrison Ford dalam film Patriot Games. Musikus Jean-Michael Jarre (1948) yang salah satu nomor musiknya bernuansa Cina, saya dengar tahun 70-an akhir, masih terasa mengebor kepala saya ini. Musikus lain, Ron Holloway, saksofonis tenor Amerika Serikat, lahir tanggal 24 Agustus 1953. Persis sama dengan tanggal kelahiran saya.


Pasir hidup digital. Pada tanggal yang sama, lima puluh enam tahun kemudian, harian Kompas memajang tajuk berita tentang negara kita yang terjebak dalam impor pangan. Garam saja impor. Sebagai tradisi, setiap ulang tahun aku membeli koran yang terbit pada tanggal 24 Agustus. Sebagai tonggak peringatan apa saja “isi dunia” pada masa itu.

Di bagian dalam edisi 24 Agutus 2009 ini (foto) terdapat artikel tulisan peneliti LIPI, Jaleswari Pramodhawardani, “RUU Rahasia Negara dan Keamanan Nasional.”

Salah satu alinea menarik : “Banyak kalangan mengkhawatirkan kehadiran RUU Rahasia Negara. Pertanyaan yang muncul, bagaimana rahasis negara didefinisikan ? Apa saja yang masuk klasifikasi “rahasia negara“ ? Siapa yang memiliki otoritas untuk menggolongkan informasi ke dalam rahasia negara ? Bagaimana membedakan kepentingan negara dengan kepentingan pemerintah yang berkuasa ? Siapa pengontrolnya ? Pers ? Pers dapat dijerat pasal membocorkan rahasia negara.”

Para penulis surat pembaca, tegakkan antena kewaspadaan Anda. RUU ini kelak, kita cemaskan, berpotensi menjerat kita semua untuk masuk penjara. Apakah menuliskan penyimpangan suatu layanan publik atau indikasi terjadinya korupsi dalam kolom surat pembaca atau blog, nantinya termasuk sebagai usaha membocorkan rahasia negara ?

Bagi saya, kebijakan ini sebuah ironi di era Internet ini. Upaya yang tidak mungkin. Carl David Woolston & Stephen Palmer dalam makalah tentang revolusi dalam dunia bisnis, berjudul The Hub Mentality (2009) menegaskan untuk para pelaku bisnis bahwa mereka tidak dapat menyembunyikan kesalahan. In the digital age, there is nowhere to hide. Mereka tidak bisa mengumpetkan ketidakbecusan di balik pupur tebal iklan. Para pengusaha itu tidak akan mampu lari dari publisitas yang negatif:


You can’t hide your mistakes when they spread like a virus through word-of-mouth, email, and blogging networks. You can’t cover up incompetence under thick layers of advertising make-up. You can’t run from negative publicity.

Tetapi ironi dunia digital ini sedang terjadi di negeri kita. Lihatlah, ketika Prita Mulyasari karena mengirimkan email keluhan dan juga Khoe Seng Seng dan kawan-kawan menuliskan surat pembaca, keduanya diseret ke meja hijau. Mungkin Indonesia masih sebagai negeri [yang pemimpinnya banyak] gaptek, sehingga tidak melek terhadap realitas nyata yang dipaparkan Woolston dan Palmer : The Information Age has stripped you naked and left you exposed, flaws and all. Era informasi pasti membuat Anda, juga korporasi itu, diblejeti pakaiannya untuk tampil telanjang bulat di muka dunia.

”You can’t bury customer feedback—all you can do is manage how you respond to it,” tegas Carl David Woolston & Stephen Palmer. Tetapi kedua korporasi yang menyeret Prita dan Khoe itu tidak tahu kalau respon mereka keliru. Akibatnya, kini hari demi hari ulahnya justru membuat diri mereka menjadi semakin berkubang dalam jebakan spiral pasir hidup era digital yang semakin menyeret mereka kedalamnya.

Jadi korporasi yang menyeret Prita dan Khoe Seng Seng mungkin menang atau dimenangkan di meja hijau, tetapi citranya dalam benak publik yang tergurat abadi di dunia maya dan mesin-mesin pencari, merupakan noktah yang bakal tidak terhapuskan sepanjang jaman.

Kenangan tak terhapuskan. Pindah ke topik pribadi. Tentang rasa syukur yang saya rasakan. Tentang momen-momen yang saya alami, tanggal 24 Agustus 2009 ini. Ketika saya memperoleh limpahan atensi dan percakapan seperti terekam dalam rantai pesan-pesan pendek di bawah ini.


Barry Hendriatmo/Jember : Slmat ultah, smg pjang umur, mrh rjki & ttap shat wl afiat. Amin. Salamku Bhd ! OKEY [Minggu, 23/8/2009 : 22.08 : 58]. Balasan BH : Terima kasih. Selamat berpuasa. [Senin, 24/8/2009 : 04.23:03].

Mustikaningsih/Solo1 : Metpagi met nyiapin mknsahur masBos, moest berdoa+berhrp diHut ke 56 ini mas hepi sehat sll + sukses n senantiasa dlm lindunganNya ya ? Amien. [Senin, 24/8/2009 : 02.33:03]. Balasan BH : Tks, Tika. Lain kali angkanya ga usah disebut2 :-(. Kalau semua angka itu jd lilin klenteng semua, ntar pemadam kebakaran musti siap2, kan ? Sukses selalu. Salam. [Senin, 24/8/2009 : 18.39:54].

Broto Happy W/Bogor : Ass.wr.wb. lagi sahur Mas ? selamat ulang tahun, semoga panjang umur, sehat, dan sukses selalu. Selamat beribadah puasa. Salam, Happy. [Senin, 24/8/2009 : 03.05:54]. Balasan BH : Terima kasih. Selamat menunaikan ibadah puasa. [Senin, 24/8/2009 : 04.25:08].

Muhidin M Dahlan/Yogya : pak bambang, keluarga besar indonesia buku dan gelaran buku mengucapkan selamat ulang tahun. [Senin, 24/8/2009 : 04.22:48]. Balasan BH : Terima kasih, Gus Muh. Pesta 24 Agustusnya outsourcing saja, biar dirayakan oleh TVRI, RCTI dan SCTV :-). Salam untuk Ibuku & Gelaran Buku. Sukses selalu. [Senin, 24/8/2009 : 04.32:31].

FX Triyas Hadi Prihantoro/Solo : Sugeng tanggap warso Mas Bambang. Sukses ya ? [Senin, 24/8/2009 : 12.19:13]. Balasan BH (1) : Tks, Mas Triyas. Pestanya kita rayakan di LSM Commitment yll ya ? Atau di RCTI dll. Mg rs capeknya dr Bali sdh pulih. Salam. [Senin, 24/8/2009 : 12.27:35]. Balasan BH (2) : Info tambahan : bl ada waktu, silakan tengok situs IB : www.indonesiabuku.com. Wawancara IB dgn saya ttg EI, menulis, membaca dan buku, sbg kado utk EI kita + saya. [Senin, 24/8/2009 : 14.35:55].

Thomas Sutasman/Cilacap : Selamat ulang tahun, semoga hidup semakin bahagia dan mencerahkan orang lain lewat srt pembaca. [Senin, 24/8/2009 : 12.54:21]. Balasan BH (1) Terima kasih, mas Thomas utk limpahan asah asih asuh dr Anda dlm kiprah kita bersama utk berguna bg sesama melalui surat2 pembaca. Terus kita lanjutkan ya ? Salam. [Senin, 24/8/2009 : 14.06:44]. Balasan BH (2) : Info tambahan : bl ada waktu, silakan tengok situs IB : www.indonesiabuku.com. Wawancara IB dgn saya ttg EI, menulis, membaca dan buku, sbg kado utk EI kita & sy.[Senin, 24/8/2009 : 14.34:32].

Mayor Haristanto/Solo : Happy b’day. Semoga panjang umur dan terus nulis. Salam Myr se klg. [Senin, 24/8/2009 : 13.06:58]. Balasan BH : Terima kasih. Sukses selalu pula. Salam. [Senin, 24/8/2009 : 14.10:24].

Diana AV Sasa/Surabaya : Pak Bambang, selamat ulang tahun. Panjang usia surat pembaca. Hadiah ulang tahun dari Indonesia Buku ada di situs. Salam. [Senin, 24/8/2009 : 14.09:54]. Balasan BH (1) : Tks, mBak Diana. Td pg sy sd GR, cari2 lilin dan kuenya di situs IB. Kok blm ada ? Pdhal sy pengin bkoar2 ttg hadiah khusus dr IB. Kali krn puasa, sy tdk blh sombong ya ? [Senin, 24/8/2009 : 14.19:04].

Diana AV Sasa/Surabaya : Saya KO, badan agak kurang fit, baru tadi bisa menulis. Maaf. Biar telat asal dapat. Hehehee…Happy birthday… Wish you all the best.[Senin, 24/8/2009 : 14.21:47].

Joko Suprayogo/Kendal : Nuwun sewu pak, slamat berulang usia, semoga makin jaya dan tambah bijaksana. Tambah umur pasti tambah makmur, selalu senantiasa begitu. [Senin, 24/8/2009 : 14.34:14]. Balasan BH : bl ada waktu, silakan tengok situs IB : www.indonesiabuku.com. Wawancara IB dgn saya ttg EI, menulis, membaca dan buku, sbg kado utk EI kita & saya.Moga berguna. [Senin, 24/8/2009 : 14.39:40].

Joko Suprayogo/Kendal : Bagus pak. Membaca dan menulis seperti donor darah.Ups, sedikit info pak, kemarin sempat ngomong2 sm orang (nama koran di Jateng) soal pencekalan pak BH, katanya sih tdk ada pencekalan, hahaha. Makanya pak, kritik terus (nama koran di Jateng) ! [Senin, 24/8/2009 : 14.56:40].

Basnendar Hps/Solo : Met ultah mas, smoga sukses smua. Ttg cd softwr aq ttp ke mb beti. [Senin, 24/8/2009 : 15.19:06]. Balasan BH : Tks, Bas. Bl ada waktu, bisa tengok situs IB : www.indonesiabuku.com. Wawancara IB yll ttg EI, menulis, membaca + buku jd kado istimewa utk 24/8 ini. Mg brguna. [Senin, 24/8/2009 : 14.44:56].

Bakhuri Jamaluddin/Tangerang. Info BH : Tks, Bakh. Bl ada waktu, bs tengok situs IB, www.indonesiabuku.com. Wawancara IB ttg EI, menulis, membaca + buku, jd kado istimewa utk 24/8 ini. Maaf, aku poso Facebook :-). [Senin, 24 Agustus 2009 : 16.49 : 02]. Balasan Bakhuri : Ya, sekalian ngabuburit.tks. [Senin, 24 Agustus 2009 : 16.52 : 55].

Arista Budyono/Jakarta. Info BH : Siap2 buka ? Bl ada waktu, bisa tengok situs IB : www.indonesiabuku.com. Wawancara IB ttg EI, menulis, membaca + buku jd kado unik utk 24/8 ini. Maaf, Arista, aku poso Facebook :-). [Senin, 24 Agustus 2009 : 17.06 : 07]. Balasan Arista : Makasih infonya pak, nti saya cerita kalau dah dimuat di web itu. [Senin, 24 Agustus 2009 : 16.39 : 59].

Jokowu/Solo. Info BH : Info contoh personal branding : tengok situs IB, www.indonesiabuku.com. Ada cerita2 tt EI, menulis, baca + buku, mg jd info menarik bg blog LSM Commitment yad. Salam. [Senin, 24 Agustus 2009 : 17.16:25].

Bonny Hastuti YA/Tasikmalaya : “Selamat ulang tahun, semoga panjang umur & bahagia selalu, serta diberi kelancaran & kesuksesan dalam pekerjaan & keluarga. Ditambah rezeki yang barokah. Amien.” dari adik bonny dan keluarga di tazikmalaya. [Senin, 24 Agustus 2009 : 19.46:20]. Balasan BH : Tks untuk ucapan dan doamu. Semoga Allah memberi pahala melimpah untuk kebaikanmu. Selamat berpuasa [Selasa, 25 Agustus 2009 : 03.59:12].


Bakhuri Jamaluddin/Tangerang : Aku sdh baca2 Indonesiabuku dan belajar beri komentar, bgmn ? Knp lagi puasa FB ? [Senin, 24 Agustus 2009 : 23.03:36]. Balasan BH : Tks ut komentarmu. Maaf, aku br baca nanti siang. Puasa FB krn godaan utk pamer, ingin mengungguli org lain + godaan nafsu mberi komentar2 tak bergizi kuat sekali :-( [Selasa, 25 Agustus 2009 : 04.06:54].

Putri Sarinande : Selamat bertambah usia Mas, maap telat br tau. Sy pernah jln2 ke blog mas n akhirnya bc artikel seorang relasi. Tokoh ttg mas. Sampai jumpa di email. Putri Sarinande. [Selasa, 25 Agustus 2009 : 00.21:24]. Balasan BH : Tks, Putri Sarinande/PS utk surprosemu ini. awas lo, lagu PS ini jg mau dibajak Malaysia. BTW, sy punya “kue” HUT di www.indonesiabuku.com. Tks utk kebaikan hatimu. [Selasa, 25 Agustus 2009 : 04.16 :18].

Purnomo Iman Santoso/Semarang : Selamat ulang tahun pak Bambang, 24-8-2009. Sehat selalu dan terus berkarya. [Selasa, 25 Agustus 2009 : 06.18 :25]. Balasan BH : Tks, Mas Pur. Sukses selalu juga utk Anda. BTW, sy punya “kue” HUT di www.indonesiabuku.com. Kl ada waktu silakan ditengok ya. Tks utk kebaikan hati Mas Pur. Salam. [Selasa, 25 Agustus 2009 : 07.56 :16].

Purnomo Iman Santoso/Semarang : Ok Pak BH, sy sore ini ke warnet (maklum blm psg speedy). Seharian kemarin saya KO, penyakit turunan saya kumat-flu berat. Saya punya mimpi2, satu diantaranya tentang EI. Bantu doa Pak BH, mimpi2 sy terwujud/come true SEGERA, krn ini saling berkaitan.[Selasa, 25 Agustus 2009 : 08.17:30]. Balasan BH : Tks, Mas pur. Mg sgr sehat+bugar kembali. Ttg impian, apa sy+teman2 EI tak bs dibocori sjk dini ? Atau ini RHS agar jd surprise ? Sy sll dukung Mas Pur. Sukses selalu. [Selasa, 25 Agustus 2009 : 08.41:02].

Purnomo Iman Santoso/Semarang : Impian sy tentang EI, mudah2an Pak BH berkenan, EI Go Nasional. Max 2010. Setuju pak ? Ini ada proses2 kreatif yg melibatkan warga EI (nantinya) dan saya yakin bisa. Amin. [Selasa, 25 Agustus 2009 : 08.45:35]. Balasan BH : Info : Th 1993 ada org Medan membajak mentah2 ide EI, lalu kirim proposal minta dana ke Mensesneg Moerdiono. Untung ia gagal. Berkat TI, EI bs makin menasional. Ayo ! [Selasa, 25 Agustus 2009 : 09.47.19].

Purnomo Iman Santoso/Semarang : Saya selalu harus ada persetujuan Pak Bambang Haryanto selaku pendiri EI. Dan sy tdk akan menggunakan jalur-jalur berbau KKN, koneksi pejabat dan sejenisnya. Mimpi saya bersifat melengkapi dan melibatkan pendiri dan Warga EI sebagai komunitas adalah utama. [Selasa, 25 Agustus 2009 : 04.16:18]. Balasan BH : Itu contoh sj. Saya percaya pribadi sd visi-misi Mas Pur demi kebaikan EI kita. Sy bersyukur atas ide hebat Mas Pur. Sy slalu siap ut melangkah bsm, mewujudkannya. [Selasa, 25 Agustus 2009 : 10.10:53].

Purnomo Iman Santoso/Semarang : Tks Pak BH atas kepercayaannya. Saya sangat menghargai dan berpihak pada ide inovatif, pionir, genuine. Dan tdk respek pd imitasi mau pun second product. Bantu doanya Pak BH agar Tuhan dengan kuasanya yg tak terbatas berkenan menggenapi dan menyempurnakan langkah dan karya saya, keluarga, Pak BH dan warga EI yg kreatif-inovatif-genuine. Selamat berpuasa. [Selasa, 25 Agustus 2009 : 10.20:19].

Terima kasih, Mas Purnomo.

Gurat di tembok. Terima kasih pula kepada Anda semua yang berbaik hati mengirimkan pesan atau menorehkannya di “tembok” akun Facebook saya. Pesan-pesan di bawah ini saya baca dari email saya. Berhubung saya ingin berpuasa Facebook sebulan ini, maka mohon maaf, saya menjawab ucapan Anda tersebut melalui blog ini pula. Ada nilai plusnya : Di Facebook data Anda tidak tercatat oleh laba-laba mesin pencari Google, sementara di blog ini akan mereka catat sehingga mudah ditemukan.


Hartati Syukur/HerbaLife-Jakarta : "## S'lamet ulang ta'on, mas hari ## S'moga tambah sehat + sejahtera + HAPPY lahir & bathin :-) ##" [Monday, August 24, 2009 5:16 AM].

Balasan BH :”Terima kasih, Hartati. Dulu melalui Blue Book, kini melalui Facebook. Kado bluebookmu di tahun 1987 masih utuh lho. Kamus Inggris-Indonesia-nya John M. Echols dan Hassan Shadily, dimana pada halaman 285, abjad “H” telah kau ubah dengan ditambahi tiga huruf lagi dengan tinta merah. Mungkin kini, huruf tambahan itu sebaiknya berubah menjadi “HerbaLife” ya ? Selamat berteman dengan klub Inter Milan, David Beckham, isu-isu menarik seputar kesehatan dan kesejahteraan. Sukses selalu untukmu !”

Diana Av Sasa-Indonesia Buku/Surabaya : "Selamat Ulang tahun pak Bambang.... panjang usia...terus menulis... hadiahnya ada di situs indonesia buku ya..." [Sunday, August 23, 2009 11:56 PM].


Balasan BH :”Terima kasih, mBak Diana AV Sasa. Kado istimewa dari Indonesiabuku itu sungguh, weleh-weleh, bisa-bisa membuat topi saya tak lagi muat. Bengkak luarnya. Mabuk di dalamnya. Habis, engga sangka, tiba-tiba muncul reaksi berantai, macam-macam, dan susul-menyusul, setelah saya Anda beri kehormatan untuk mendongeng tentang manfaat plus kesaktian surat dan surat pembaca bagi anak-anak Pakis Baru, 14 Agustus 2009 yang lalu.

Yang istimewa, seperti saya tulis untuk teman kuliah saya dulu, betapa interaksi saya dengan mBak Diana AV Sasa dan Muhidin M Dahlan, membuat “monster buku” yang lama meringkuk dalam hibernasi [istilah ini aku dengar pertama kali dari Anez] kini sepertinya sedang bangun dan mencari mangsa. Terima kasih untuk inspirasinya !”


Hio Is Ariyanto/OI Bento House Solo : "Atas nama Warga Oi Bento House Solo mengucapkan Selamat ulang tahun Pak Bambang smoga sehat selalu dan selalu eksis dengan semua kegiatanya :)." [Sunday, August 23, 2009 11:27 PM].

Balasan BH :”Makasih, Is, untuk ucapan dan doaku. Walau kita tak sering ketemu, tetapi melalui media dan hati, kita senantiasa saling mendukung dan mengompori. Banyak visi-misi kita berdua yang sama, sementara aplikasinya menjadi lebih kaya ketika kita memiliki beragam cara untuk menyampaikannya. Salaut dan salam untuk Warga Oi Bento House, Solo ! “

Thomas Sutasman/Cilacap : "Selamat ulang tahun pak. semoga semakin berbahagia dan yang lebih penting semakin mencerahkan orang lain dengan surat pembacanya" [Sunday, August 23, 2009 10:59 PM].

Balasan BH :”Terima kasih, Mas Thomas. Maaf, saya belum bisa mengunjungi lagi Segara Anakan sampai Benteng Pendem-nya Jepang di Cilacap. Tetapi terkait dengan aktivitas kita sebagai Warga EI, saya memendam salut dan kekaguman ketika Anda mampu menularkan virus agar anak-anak didik SMP Anda berani menulis surat pembaca.

Mari hal positif ini kita terus tularkan kepada sejawat guru lainnya, bahwa menulis surat pembaca itu merupakan revolusi yang membawa perubahan bagi anak didik kita dalam memandang sekitar dan memandang dirinya sebagai kontributor perubahan untuk menuju kebaikan bersama. Saya bangga bisa mengenal Anda !”

Sadrah Deep/Pasarsolo.com – Solo : "Happy Birthday Pak Bambang... :))" [Sunday, August 23, 2009 6:09 PM].

Balasan BH :”Terima kasih, Sadrah, untuk ucapan, atensi, obrolan dan pertemanan kita selama ini. Tak sangka pertemuan kita saat Solo mencanangkan 30 Juli (2008) sebagai Solo Cyberholic Day, ke depan ini masih bisa kita isi dengan aktivitas yang berguna. Memang secara fisik kita tidak selalu bersama, tetapi saya tahu, kita selalu mengompori demi kemaslahatan bersama. OK ?”

Panji Kartiko/Jakarta : "Met ulang taun yah mas Bambang... semoga ide-ide dan pemikiran semakin briliantnya ..!!" [Sunday, August 23, 2009 6:02 PM].

Balasan BH : “Terima kasih, Mas Panji. Waktu terus berjalan, hiruk pikuk kita sebagai suporter Pasoepati, entah di Manahan, di studio Indosiar, di Senayan, sampai saat kita sama-sama mencetuskan 12 Juli (2000) sebagai Hari Suporter Nasional di Palmerah, mungkin terlihat surut.

Tetapi panggilan untuk berbuat sesuatu, dengan media dan strategi baru, demi kemajuan sepakbola Indonesia, syukurlah, idealisme kita itu masih membara. Mari kita tuangkan bensin kedalamnya dalam perjuangan ke depan secara bersama-sama !”

Yohanes Yantono/ISI Solo : "Selamat ulang tahun yo, semoga berkat Tuhan selalu melimpah, tambah bahagia dan sejahtera, merdeka..." [Sunday, August 23, 2009 5:31 PM].

Balasan BH : “Terima kasih, Empu Yantono. Kalau kita reuni, kau bisa membawa keris buatanmu yang berpamor batu bintang, aku membawa pensil dan Martinus Driyarkoro dari Dian Desa Yogyakarta (?) bisa membawa contoh-contoh aplikasi teknologi tepat guna. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberi bimbingan bagi kita, agar menjadi insan yang berguna.”

Muhidin M Dahlan/Yogyakarta : "Keluarga Besar Indonesia Buku dan Gelaran Buku mengucapkan selamat ulang tahun. Panjang usia surat pembaca. (Pimpinan Sekretariat Pusat)." [Sunday, August 23, 2009 2:26 PM].

Balasan BH : “Terima kasih, Gus Muh. Mungkin terilhami oleh kegotongroyongan pasukan pengawal Jenderal Sudirman, yang markasnya saat bergerilya di tahun 1947 kita kunjungi 14/8/2009 yang lalu di Sobo, Pakis Baru, Pacitan, maka ucapan Anda pun mengatasnamakan pasukan Indonesia Buku. Bagi saya, ini berkah besar. Terima kasih untuk interaksinya dalam dinginnya udara Pacitan, tetapi panas bergelora dalam seia mengobarkan semangat dan budaya literasi untuk anak-anak bangsa.”

Bakhuri Jamaluddin/Tangerang : "Dik BH, selamat ultah, semoga sukses selalu, he he klasik ya ? Kapan semua karyanya diterbitkan dlm Otobiografi, tapi jangan dijadikan satu edisi, nanti terlampau tebal melebihi Al-Qur'an.

Ada edisi humor, edisi epistoholik, edisi suporter, edisi buku masuk desa, edisi komedi, edisi dunia maya, edisi museum rekor, edisi buka buka buku, edisi Persis dan PSSI, etc, etc. Wah bisa jadi Mini Public Library karya "Wong UI bali ndeso Wonogiri". Kamu Pasti Bisa, Doaku Menyertaimu, Insya' Allah !" [Sunday, August 23, 2009 9:22 AM].

Balasan BH : “Terima kasih, Mas Bakhuri. Cita-cita untuk membuat buku senantiasa naik-turun bagiku. Terkait masalah interaksi dengan penerbit, pernah naskahku “dipendam” oleh penerbit dengan status tidak diterbitkan dan sekaligus juga tidak mau mereka kembalikan. Bahkan berkelit naskah hilang. Setelah surat pembaca aku tulis, mereka lalu memohon-mohon agar kasus ini tidak dibawa ke meja hijau saat mengembalikan naskah yang hilang itu. Hal itu membuatku trauma.

Problem lain, pergeseran teknologi. Budaya buku, budaya cetak itu, kini menuju kematian. Sampai ada blog yang membahas topik itu : http://printisdeadblog.com/. Berhubung hal itu di luar apa yang bisa saya jangkau, saya mengerjakan saja apa yang bisa saya kerjakan. Kalau ada gagasan pengin menulis, ya menulis saja. Lalu dipajang di blog, media yang karena keajaiban digital menjadi sarana berekspresi yang egaliter.

Perkara ada yang membaca atau tidak, perkara ada yang mengomentari, baik sedikit, banyak atau tidak ada sama sekali, biarkanlah semua itu terjadi. Proses atau petualangan yang bergolak dalam benda karunia Allah yang paling demokratis dan terletak antara kedua kuping kita itu yang senantiasa memberikan sensasi yang mencandu. “Menulislah sampai jari-jemarimu sakit,” kata komedian Jerry Seinfeld. Saya belum mencapai tahap itu.

Terima kasih, Bakh. Idemu itu kini sedang bergolak, karena perkembangan teknologi pula yang mampu membuatku, juga kita semua, tak usah lagi bersinggungan dengan para penerbit komersial ketika kita hendak menerbitkan buku. Interaksiku dengan mBak Diana AV Sasa dan Muhidin M Dahlan, membuat “monster buku” yang lama meringkuk dalam hibernasi [istilah ini aku dengar pertama kali dari Anez] itu kini sepertinya sedang bangun dan mencari mangsa. Kita bisa bikin sesuatu yang berguna, Bakh, seperti kita saat menuntut ilmu di kampus UI Rawamangun dulu-dulu itu.”


Estafet gagasan “Ideas won't keep. Something must be done about them,” tegas Alfred North Whitehead (1861–1947), filsuf dan matematikus Inggris. Gagasan mengenai masa depan komunitas penulis surat pembaca, Epistoholik Indonesia, memang tak hanya disimpan saja. Bila disimpan, ia hanya akan menjadi mumi belaka. Gagasan itu harus terus disebarluaskan. Harus pula memiliki wajah baru dalam pelakunya dan kreasi-kreasi baru dari mereka.

Saya harus bersyukur, taman kiprah penulisan surat-surat pembaca itu yang berisikan beragam kembang-kembang gagasan, bisa mekar. Siraman air, belaian sinar matahari dan angin, serta tanah subuh yang menjanjikan untuk diolah, menjadi panorama pada hari ini. Hari hidupku, ketika Yang Maha Kuasa masih memberi patok waktu 56 tahun. Sebagai batu pijak baru, untuk berangkat berjalan lagi.

Penyair kesayangan mendiang Presiden AS ke 35, John F. Kennedy (1917–1963), yaitu Robert Frost (1874–1963) memiliki puisi indah yang pernah aku tulis dalam skripsiku di tahun 1984 : Stopping by Woods on a Snowy Evening (1923). Dua puluh lima tahun kemudian, kuplet terakhir puisinya itu serasa menyapaku lagi :

The woods are lovely, dark and deep.
But I have promises to keep,
And miles to go before I sleep,
And miles to go before I sleep.



Wonogiri, 24-25 Agustus 2009

tmw

Tuesday, August 11, 2009

Monster Hydra, Budaya Jawa dan Terorisme

Oleh : Bambang Haryanto
Email : wonogirinew (at) yahoo.co.id


bambang haryanto,artikel,terorisme,budaya jawa,noordin m top,solopos 10/8/2009


Harmoni orang Jawa. Noordin M Top diduga telah tamat riwayatnya. Yang mengagetkan, gembong aksi terorisme nomor wahid di Asia Tenggara itu tewas dalam serangan Densus 88 di Beji, Temanggung. Sebelumnya, aparat memburunya sampai Cilacap, tempat ia diduga memiliki istri ketiga.

Mengapa teroris asal Malaysia itu nampak nyaman bersembunyi dan sekaligus terus giat merancang aksi-aksi terornya dari Jawa Tengah ?

Sebagai teroris yang licin, tampaknya Noordin tahu benar kelemahan budaya Jawa. Kita tahu, budaya Jawa itu memiliki pandangan ketat mengenai pentingnya harmoni, keselarasan. Perasaan yang terinternalisasi secara mendalam dalam jiwa orang Jawa adalah kepekaan untuk tidak dipermalukan di muka umum.

Perasaan demikian memupuk konformitas, pengendalian tingkah laku dan menjaga ketat harmoni sosial. Konflik yang terjadi diredam sekuat tenaga. Reaksi normal setiap orang Jawa dalam menanggapi konflik adalah penghindaran, wegah rame dan mediasi oleh pihak ketiga.

Sikap wegah rame tersebut, misalnya, mencuat pada kasus ketidakacuhan warga perumahan Jatiasih, Bekasi, terhadap pengontrak baru yang tak pernah bergaul dan berlaku tidak wajar. Ketika penggerebekan terjadi, mereka baru terkaget-kaget karena lingkungannya jadi sarang teroris. Sikap wegah rame itu pula disiratkan Kapolda Jawa Tengah Alex Bambang Riatmodjo (saat) menyatakan teroris telah menjadikan Jateng sebagai persembunyian dan wilayah perekrutan teroris-teroris baru.

Payung perlindungan. Kasus di Cilacap di mana keluarga Bahrudin Latif menikahkan anak gadisnya dengan laki-laki yang dicurigai sebagai Noordin M Top, semoga membuka mata kita betapa taktik penyusupan kaum teroris telah merambah ke ranah yang tidak kita duga sebelumnya.

Ahli intelijen yang khusus mengkaji gerakan Jemaah Islamiyah (JI) Noor Huda Ismail seperti dikutip situs Jakarta Globe (31/7) mengatakan bahwa taktik licin itu dilakukan Noordin M Top di tempat lain sebagai sarana untuk melindungi dirinya. Apalagi taktik serupa diyakini tidak hanya dilakukan oleh Noordin semata.

Sebelum di Cilacap, Noordin menikahi Munfiatun di Surabaya tahun 2004. Munfiatun ditangkap tahun 2005, dihukum tiga tahun, dibebaskan tahun 2007. Sebelumnya, Noordin dipercayai memiliki istri pertama asal Rokan Hilir, Riau. Pada 2003, rumah ini digeberebeg, tetapi dia lolos.

Noordin memang teroris yang julig. Menurut Noor Huda Ismail, ia tahu bagaimana melakukan pendekatan terhadap komunitas yang dapat memberikan perlindungan padanya, utamanya dari komunitas yang mencita-citakan berdirinya negara Islam di Indonesia. Payung budaya perlindungan dalam jaringan Islam radikal itu ia perkokoh melalui jalinan kekerabatan yang diikat tali perkawinan.

Kesetiaan yang tinggi antarmereka akhirnya memudahkan gembongnya melakukan cuci otak dalam mengindoktrinasi anak-anak muda yang terisolasi tersebut untuk menjadi martir bersenjatakan bom bunuh diri.

Penetrasi jaringan teroris kini memasuki ranah yang oleh sebagian besar kebanyakan kita sebagai warga suku Jawa merasa tidak berhak ikut campur karena berada di ranah pribadi, ranah keluarga. Tetapi karena aksi terorisme itu berdampak luas, kini setiap warga negara harus menjadi bagian paling depan untuk ikut aktif memeranginya. Apalagi terorisme sering digambarkan seperti monster Hydra dalam mitologi Yunani. Monster itu memiliki sembilan kepala, bila satu kepala ditebas, akan muncul dua kepala baru menggantikannya.

Jika ternyata tewas, dikhawatirkan Noordin segera digantikan oleh wajah-wajah baru. Monster Hydra itu baru dapat dikalahkan oleh Hercules dengan mencabut akarnya. Perumpamaan itu menunjukkan bahwa aksi penumpasan teroris yang mengandalkan aksi-aksi pihak yang berwajib, tidak akan seratus persen efektif. Solusi idealnya adalah masyarakat harus bekerja sama membuat teroris menjadi “impoten”.


Sindrom jendela pecah. Yang ditakuti teroris bukan kematian, tetapi ketika mereka tidak mampu menyerang. Aksi pencegahan untuk melumpuhkan dan mempersempit ruang gerak teroris itu dapat terjadi bila ada kedekatan, terbinanya rasa percaya, antara warga dengan pihak berwajib, khususnya polisi. Kredo Kapolda Alex Bambang Riatmodjo ketika awal memangku jabatan bertajuk the policing with love, pemolisian dengan pendekatan cinta, kini semakin dinanti realisasinya.

Tanpa realisasi hal itu, apalagi bila pihak berwajib di mata masyarakat malah dicitrakan sebagai korup, berlaku tidak adil, apalagi suka menyakiti rasa keadilan masyarakat, maka rakyat pasti enggan berhubungan dengannya. Rakyat akan menjauh.

Akibatnya, semua gejala dini tindak kejahatan sampai hal-hal yang mencurigakan akan mereka diamkan, tidak dilaporkan kepada polisi. Sehingga, teroris dan penjahat pun akan leluasa meneruskan aksinya.

Gejala dini itu oleh kriminolog James Q Wilson dan George Kelling disebut sebagai sindrom broken windows (jendela pecah), untuk menerangkan asal muasal epidemi tindak kejahatan. Mereka berpendapat, kriminalitas merupakan akibat tak terelakkan dari ketidakteraturan.

Jika jendela sebuah rumah pecah namun dibiarkan saja, siapa pun yang lewat cenderung menyimpulkan pastilah di lingkungan itu tidak ada yang peduli atau bahwa rumah itu tidak berpenghuni. Dalam waktu singkat, akan ada lagi jendelanya yang pecah, dan belakangan berkembang anarki yang menyebar ke sekitar tempat itu.

Menurutnya, di sebuah kota, awal yang remeh seperti corat-coret grafiti, ketidakteraturan dan pemalakan, semua setara dengan jendela pecah, ajakan untuk melakukan kejahatan yang lebih serius lagi.

Awal yang remeh itu juga bisa terjadi dalam atmosfir budaya Jawa, justru ketika kita berusaha menjaga harmoni bertetangga. Harmoni itu pula yang mampu membuat kita terlena, menumpulkan sikap waspada, sehingga tidak tergelitik dalam mengendus ketidakwajaran. Mengambil contoh di Cilacap, jangan sampai kita tidak menyadari bahwa anak gadis tetangga adalah istri seorang teroris berbahaya.


[Artikel ini dimuat di Harian Solopos, Senin, 10 Agustus 2009 : Hal.4].




Wonogiri, 12/8/2009

tmw